Kamis, 06 Agustus 2009

PROSES SENDAWA


Siapa tak pernah bersendawa? Setelah makan atau minum, apalagi minuman bersoda, kita biasa bersendawa. Semua tahu, sendawa merupakan peristiwa alamiah. Meski begitu, bila sendawa terlalu sering terjadi, banyak juga yang khawatir.

Menurut dr Erwin Astha Triyono SpPD, yang disebut sendawa adalah udara yang keluar dari perut melalui kerongkongan dan mulut. Ketika perut penuh makanan, gas akan dikeluarkan melalui sendawa yang kadang kala terjadi saat makan atau setelah makan. "Mereka yang kerap bersendawa biasanya menelan udara dan mengeluarkannya sebelum udara masuk ke dalam perut," ujarnya.

Erwin menambahkan, mengeluarkan gas seperti itu alamiah. Sebab, dalam kehidupan sehari-hari, manusia menelan banyak udara. Saat makan atau minum, misalnya. Kebiasaan makan atau minum dengan cepat, merokok, dan gigi palsu yang longgar juga membuat seseorang menelan lebih banyak udara.

Minum-minuman bersoda pun membuat seseorang menelan gas karbondioksida. "Selain itu, jika seseorang dalam keadaan stres, tanpa disadari dia kerap menelan udara," kata spesialis penyakit dalam RSU dr Soetomo Surabaya itu.

Bahkan, tubuh manusia juga memproduksi gas sebagai hasil pencernaan. Sebagian bahan makanan yang tidak bisa atau sulit diserap akan bergerak dari usus kecil ke usus besar. Di sana, bakteri akan menghancurkan makanan tersebut. "Gas yang dihasilkan dalam proses ini terutama karbondioksida, oksigen, nitrogen, atau metana. Gas-gas tersebut dikeluarkan melalui rektum," jelasnya.

Biasanya, tubuh mengeluarkan sekitar satu liter gas per hari. Berarti, sebagian besar orang mengeluarkan gas 10-15 kali sehari, baik yang bau (kentut) maupun yang tidak bau (sendawa).

Selain makanan dan minuman, ada juga penyakit yang memicu terjadinya sendawa. Orang yang bersendawa biasanya mengalami masalah saluran lambung dan usus bagian atas. Misalnya, radang kerongkongan (esofagitis), mag atau gastritis, serta ulkus peptikum, kerusakan mukosa (selaput lendir) lambung yang lebih berat.

Salah satu penyakit yang ditandai perut kembung (meningkatnya jumlah gas dalam saluran cerna) atau sendawa adalah gastritis. "Penyakit ini bisa disebabkan makanan atau obat yang mengiritasi mukosa lambung, peradangan oleh bakteri, atau yang paling sering karena alkohol," jelas Erwin.

Mengatasinya? Erwin menyebut beberapa cara. Salah satunya, mengganti jenis makanan. Kandungan gas yang dihasilkan makanan berbeda antara individu satu dengan yang lain. Penderita perlu memastikan jenis makanan khusus yang menyebabkan terjadinya masalah angin tersebut.

Obat antasida dan simetidin yang dijual bebas juga bisa membantu mengurangi masalah sendawa. "Jika diketahui terdapat penyakit yang menjadi penyebab, harus segera diobati," katanya.

Selain itu, dianjurkan mengunyah makanan perlahan-lahan dan tidak berbicara ketika makan. Jika penderita menggunakan gigi palsu, dianjurkan ke dokter gigi untuk memastikan apakah gigi palsu tersebut sesuai. "Hindari pula minuman bersoda, merokok, dan stres berlebih," tuturnya.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com